
Penyebab kegagalan franchise bisa datang dari dua arah: dari pihak franchisee (mitra) maupun franchisor (pemilik brand). Banyak yang berpikir beli franchise itu jalan pintas menuju sukses. Padahal kenyataannya, tanpa persiapan matang, bisnis waralaba bisa tumbang dalam waktu singkat.
Sebagai neTEAzen kAsegaran yang sedang mempertimbangkan bisnis franchise, penting banget buat kamu tahu jebakan-jebakan yang sering bikin franchise gagal agar tidak terjerumus dalam kesalahan-kesalahan fatal dalam bisnis franchise. Yuk, mimin bahas satu-satu lengkap dengan solusinya!
Banyak yang tergoda dengan janji “instan sukses” dari bisnis franchise, padahal setiap sistem punya aturan main sendiri.
Mitra franchise itu harus mengikuti sistem operasional, standar, dan SOP yang sudah ditentukan franchisor. Kalau kamu nekat improvisasi tanpa pemahaman, bisnis kamu malah jalan di tempat atau rugi.
Solusi:
Luangkan waktu untuk mempelajari sistem operasional franchise yang kamu ambil. Ikuti pelatihan dari franchisor dengan serius.
Brand itu ibarat pondasi dalam bisnis franchise. Kalau pondasinya goyah, bangunannya juga bisa ambruk. Salah pilih brand bisa jadi penyebab kegagalan franchise. Jangan cuma tergiur harga paket murah atau janji manis dari franchisor.
Solusi:
Lakukan riset mendalam tentang brand, tanya pengalaman mitra lain, dan pastikan brand tersebut punya reputasi baik dan strategi pemasaran yang aktif.
Baca Juga: 12 Bisnis Franchise Minuman Terlaris dan Menguntungkan di 2025
Banyak franchisee yang terlalu fokus ke penjualan tanpa memperhatikan arus kas. Padahal, omzet besar tanpa kontrol pengeluaran tetap berujung tekor.
Solusi:
Pisahkan keuangan pribadi dan bisnis, buat laporan keuangan rutin, dan atur anggaran operasional dengan disiplin.
Produk seenak apa pun kalau lokasi sepi, sulit diakses, atau tidak sesuai target market, tetap saja nggak laku. Ini juga jadi penyebab kegagalan franchise yang sering diremehkan.
Solusi:
Survei lokasi secara detail: cek traffic orang lewat, kompetitor di sekitar, akses parkir, dan profil penduduk di area tersebut. Lakukan Identifikasi lokasi yang strategis
Salah satu keuntungan join franchise adalah dapat sistem bisnis yang sudah terbukti. Tapi kalau kamu malah jalan sendiri dan tidak mengikuti SOP, brand bisa rusak.
Solusi:
Taat dan patuh pada semua SOP, sistem, dan standar franchisor. Kalau mau berinovasi, diskusikan dulu dengan franchisor.
Franchisor yang profesional pasti menyediakan pelatihan dan support. Tapi ada juga yang cuma jualan paket lalu lepas tangan.
Solusi:
Pastikan sebelum bergabung, franchisor menyediakan pelatihan awal, support marketing, dan layanan konsultasi berkala.
Walaupun franchise menawarkan sistem siap pakai, tetap butuh skill dasar seperti pelayanan pelanggan, marketing, dan pengelolaan tim.
Solusi:
Ikut kursus bisnis kecil-kecilan atau minta franchisor memberikan pelatihan tambahan untuk meningkatkan skill kamu.
Baca Juga: 10 Ide Bisnis Tanpa Keahlian atau Skill yang Ribet!
Kadang dalam satu area bisa ada lebih dari dua outlet brand yang sama. Akibatnya pasar terbagi, omset jadi kecil, semua rugi.
Solusi:
Tanyakan soal kebijakan jarak antara franchisee, dan pastikan area kamu cukup luas tanpa harus bersaing dengan mitra lain.
Mindset instan dan kurang sabar sering bikin franchise gagal di tengah jalan. Padahal semua bisnis butuh waktu dan kerja keras.
Solusi:
Tanamkan mindset jangka panjang. Buat target bulanan dan evaluasi terus performa bisnis supaya tetap semangat dan terarah.
Kalau franchisor asal-asalan bikin sistem tanpa SOP dan standar kontrol, mitra akan kebingungan dan kualitas outlet jadi tidak konsisten.
Solusi:
Bangun sistem bisnis yang detail: SOP, modul training, dan quality control.
Franchisee bukan cuma butuh “jual putus”. Kalau franchisor tidak peduli setelah mitra buka outlet, performa bisnis pasti akan menurun.
Solusi:
Sediakan tim support yang aktif bantu operasional, marketing, dan evaluasi rutin.
Brand baru yang belum dikenal masyarakat tapi langsung buka franchise biasanya bikin mitra susah menjual.
Solusi:
Bangun brand minimal 1–2 tahun, dapatkan pelanggan loyal, baru buka franchise.
Franchisor yang menjual impian tanpa menjelaskan risiko bisnis akan menimbulkan ekspektasi palsu di mitra.
Solusi:
Sampaikan data real, lengkap dengan tantangan dan potensi bisnis secara jujur.
Asal terima mitra tanpa seleksi bisa bikin reputasi brand hancur kalau dijalankan orang yang salah.
Solusi:
Terapkan proses seleksi ketat dari awal: interview, uji kesiapan finansial, dan pemahaman terhadap visi brand.
Franchise yang kebanyakan cabang tanpa kontrol ketat akan kehilangan kualitas, bahkan bisa bikin brand jatuh.
Solusi:
Ekspansi bertahap, seimbangkan dengan penguatan sistem dan SDM internal.
Kalau franchisor cuek sama tren baru, teknologi, atau kebutuhan konsumen yang berubah, brand akan tertinggal.
Solusi:
Lakukan inovasi rutin, riset tren pasar, dan buka ruang diskusi dengan mitra.
Brand besar pun bisa tenggelam tanpa strategi promosi yang aktif dan relevan.
Solusi:
Bangun strategi marketing untuk meningkatkan penjualan franchise. Brand awareness lewat digital marketing, promosi kreatif, dan kolaborasi.
Kalau rasa produk dan pelayanan beda-beda di setiap outlet, pelanggan akan kabur.
Solusi:
Buat sistem audit berkala, training karyawan, dan monitoring ketat dari pusat.
Setiap pebisnis harus tahu bahwa penyebab kegagalan franchise nggak cuma datang dari satu sisi saja. Baik franchisee maupun franchisor punya peran penting dalam menjaga keberlangsungan bisnis.
Franchise bisa jadi jalan sukses yang lebih cepat, tapi hanya kalau dijalankan dengan persiapan matang, sistem yang kuat, dan komitmen jangka panjang.
Jadi, sebelum kamu terjun ke dunia franchise, baik sebagai mitra atau pemilik brand, pahami dulu risikonya dan siapkan strategi pencegahannya, ya!
Kalau kamu sudah tahu tantangannya, kamu juga pasti bisa menaklukkannya.
Baca Juga: Untung Mana? 7 Kelebihan Bisnis Franchise vs Usaha Sendiri
Penulis professional di PT Sendang Kasegaran Rejeki. Berpengalaman lebih dari 2 tahun menulis konten edukatif.


